Bertempat di Balai Sarwono, yang terletak di Jalan Madrasah No. 14, JAKARTA Selatan, Pukul 11.00, Minggu, 7 Nopember 2021, diluncurkan sebuah buku Otobiografi, mantab Kapolri Republik Indonesia, Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso. Acara yang dihadiri oleh banyak pejabat di Kepolisian RI, juga dihadiri oleh para politisi, salah satunya adalah Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Farouk Arbaz, penulis buku Dunia Hoegeng 100 Tahun Keteladanan, mengungkapkan “Hoegeng Iman Santoso meninggalkan warisan tentang keteguhan mempertahankan prinsip, menjaga integritas, dan dedikasi. Kapolri ke-5 yang menjabat mulai 1968 hingga 1971 itu adalah sosok langka yang suit dicari padanannya mulai dulu hingga kini.” “Tak hanya sendiri, ia juga mengajak serta keluarganya untuk terjun memasuki kehdupan yang penuh idealisme dan antikompromi yang sesungguhnya tak pernah mudah itu Hoegeng tidak mau berkhanat dan berkongsi dengan kebatian la menjaga nama baik dan sumpah dengan perbuatan nyata bukan sekadar kata-kata,” ungkap mantan pewarta Jawa Pos tersebut “Sepak terjang Hoegeng yang tak bisa disetir membuat gerah para “tuan besar” sehibgga ia kehilangan jabatannya. Namun, Hoegeng tak pernah menyesali langkahnya. Ia bahkan bergabung dengan Petisi 50 pada tahun 1980 yang lantang mengkitik penguasa saat itu yang dianggap mulai melenceng.” sambungnya. “Buku ini berisi testimoni orang orang terdekat Hoegeng, dari “dapurnya” Hoegeng—yang tanpa dukungan, keikhlasan, dan pengertian mereka, tentu perjuangan Hoegeng akan lebih berat. Sebab Hoegeng adalah Suami, Hoegeng adalah ayah, dan Hoegeng adalah kakek. Juga berisi tiga kasus menonjol di akhir karier Hoegeng sebagai Kapolri dan kebyakan-kebakan Hoegeng semasa menjadi Kapoln yang terekam dalam berbagai media massa. Upayanya menginternalisasi miai-nia Ideal ke dalam tubuh Korps Baju Cokelat.” lanjutnya.
Dari Senayan Untuk Indonesia