Maluku Utara, kabarsenayan.com. — Anggota MPR RI dari Propinsi Maluku Utara, Matheus Stefi Pasimanjeku, SH., melaksanakan salah satu tugas Anggota MPR RI, yaitu: kegiatan Sosialisasi 4 PILAR di Desa Lina Ino Halmahera Utara. Pelaksanaan kegiatan ini, bekerjasama dengan Masyarakat dan Tokoh Agama di Tobelo , Maluku Utara. Tugas ini sangatlah penting dalam rangka internalisasi ideologi dan dasar negara Pancasila, memperkokoh NKRI dalam persatuan dan kesatuan bangsa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, sesuai amanat undang-undang, maka salah satu tanggung jawab konstitusional lembaga MPR adalah menjadikan empat pilar MPR itu terinternalisasi dan menjadi sistem nilai yang terimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada pelaksanaan kali ini, Matheus Stefi Pasimanjeku terlibat dialog dengan peserta, antara lain: Gilbert, tentang pelaksanaan Pancasila. Hal ini dijawab, bahwa Pancasila merupakan pedoman bangsa kita yang terdiri dari banyak kepulauan dengan demikian Pancasila sudah menjawab seluruh permasalahan bangsa kita tanpa menimbulkan perpecahan jika kita sebagai warga negara benar-benar menanamkan jiwa Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila menjadi sebuah cita-cita yang normatif untuk proses penyelenggaraan negara Indonesia.
Peserta Tency menanyakan tentang Pancasila yang dianggap Pertanyaan sudah tidak relevan lagi untuk kita semua. Alasannya tidak sesuai dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama muslim. Bahkan ada yang menilai bahwa Pancasila itu merupakan merupakan produk dari demokrasi yang diadopsi oleh negara barat. Sehingga Pancasila dianggap thogut, maka tidak perlu untuk dipahami.
Menurut Matheus Stefi Pasimanjeku Pancasila adalah rumusan dari para Founding Fathers yang sudah Final. Tapi diskusi agar masyarakat bisa lebih memahami tentang nilai-nilai Pancasila, harus terus dilakukan, agar anak-anak milenial juga bisa mengerti esensi yang tertuang dalam lima sila tersebut.Adapun Fungsi Pancasila antara lain adalah Pancasila sebagai :1. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia; 3. Kepribadian Bangsa Indonesia; 4. Jiwa Bangsa Indonesia; 5. Sumber dari Segala Sumber Hukum;6. Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia;7. Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa; 8. Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia; 9. Ideologi Bangsa Indonesia.
Pandangan yang menyatakan bahwa Pancasila sudah tidak relevan lagi semacam ini tentu menyesatkan.sama esensinya yang masih mempercayai PKI di Indonesia. Lima sila yang tertuang dalam Pancasila tersebut sebenernya mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan nilai-nilai keagamaan. Dalam nilai-nilai Pancasila, tidak hanya ada kewajiban untuk memeluk agama sesuai keyakinannya, tapi juga ada anjuran untuk selalu memanusiakan manusia. Bahwa setiap manusia mempunyai hak , kewajiban dan kedudukan yang sama. Karena itulah, manusia tidak boleh saling merendahkan. Setiap manusia Indonesia harus menjunjung tinggi nilai toleransi dan kerukunan antar umat.Setiap masyarakat Indonesia, juga dianjurkan untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan. Kenapa? Karena masyarakat Indonesia sangat beragam dan luas wilayah yang begitu luas. Jika antar manusia saling mencaci dan memaki, saling persekusi bahkan mengintimidasi, tentu negeri yang luas dan beragam ini akan berubah menjadi negara yang penuh dengan konflik. Tapi Indonesia bukanlah negara konflik, seperti negara di timur tengah pada umumnya. Indonesia adalah negara yang damai, dan sangat menghargai keberagaman. Nilai-nilai ini tertuang dalam Pancasila. Bahkan ketika terjadi perselisihan, sila keempat mengajarkan untuk mengedepankan musyawarah agar tercapai mufakat. Dan nilai-nilai semacam ini, juga dianjurkan dalam Islam, ataupun agama-agama yang lain yang ada di Indonesia. Jadi tidak benar jika Pancasila dianggap tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Ujung dari harapan semua orang adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Itupun juga tertuang dalam Pancasila dan ajaran agama. Indonesia adalah negara yang lengkap, tidak hanya mempunyai dasar kearifan lokal yang baik, tapi juga dasar agama yang benar. Jika masih ada masyarakatnya yang tidak mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal dan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, semestinya harus segera melakukan introspeksi, agar bisa secepatnya menjadi Indonesia sejati. Dengan mengimplementasikan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya melakukan ajaran agama, tapi juga bisa membendung penyebaran paham radikalisme yang masih mengkhawatirkan.
Penanya ke-3: OliviaPertanyaan ;Fenomena hari ini sangat memperihatinkan, mulai dari permasalahan politik identitas sampai kepada penyebaran isu dan kabar dunia politik yang cepat, membuat masyarakat kita mudah terjebak dalam berita bohong, yang lebih terkenal dengan hoax, yang menurut berita beredar, kabar tersebut sengaja diproduksi demi kepentingan politik, sangat disayangkan persatuan dan kesatuan harus menjadi korban dalam upaya mewujudkan kepentingan politik ini, melalui cara yang kurang beradab. Bagaimana menurut bapak tentang permasalahan ini?Jawaban; Menurut saya permasalahan utama saat ini adalah penggunaan isu sara (suku, agama, ras, dan antargolongan) tanpa disadari telah menjadi ladang alasan bermotif ekonomi bagi kelompok-kelompok tertentu. Dengan kepentingan jangka pendek persatuan dan kesatuan nasional dipertaruhkan, terlebih sikap masyarakat yang mudah menerima informasi, dan menyebarkannya, menambah pekerjaan rumah kita bersama dalam upaya mempertahankan persatuan dan kesatuan di Indonesia.Politik identitas bukan hal baru di Indonesia, setelah lama tidak terdengar lagi, politik identitas mulai ramai dibicarakan, karena penggunaan isu sara (suku, agama, ras, dan antargolongan) menjadi salah satu strategi jitu dalam memenangkan konstelasi pemilihan umum, baik kepala negara, maupun kepala daerah, dengan penggunaan politik identitas, membuat disintegrasi dalam masyarakat, rasionalitas dalam menentukan pilihan dalam pemilu menjadi hilang.Beredarnya kabar bohong seputar calon, dan ajakan memilih pemimpin dengan dalih seiman, bahkan dengan iming-iming surga, membuat pesta demokrasi, berupa pemilihan umum, menjadi arena yang kental akan penggunaan agama demi kepentingan politik, inilah yang salah kaprah, agama yang seharusnya suci, dan meningkatkan fitrah seseorang, digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, bahkan dibisniskan, untuk kepentingan politik jangka pendek, membuat kehidupan sosial dan politik kita terancam.Politik identitas membuat kehidupan politik bangsa Indonesia memprihatinkan, karena timbulnya stigma kaum mayoritas dan minoritas, membuat perilaku politik masyarakat menjadi tidak menentu, ada yang acuh dan ada yang peduli, seharusnya masyarakat diberikan sebuah pemahamahan berupa pendidikan politik, karena untuk menentukan sikap terbaik, kehidupan politik harus menjaga Indonesia agar tetap utuh dengan keadaan masyarakat yang multikultural, dan mewujudkan kesejahteraan sosial dalam kehidupan masyarakatnya. Semua harus dewasa dalam menyikapi fenomena politik yang ada, karena politik bisa mempersatukan, bahkan memecah belah bangsa, nilai esensial dari politik yang mulai ditinggalkan dan pragmatisme dalam politik yang mulai meningkat, inilah dunia politik, yang selalu beririsan dengan publik.
Matheus Stefi Pasimanjeku mengharapkan agar kegiatan sosialisasi bersama sekolah SMA, SMK, dan Sekolah agama sehingga mereka dapat mempelajari empat pilar dengan benar dan mengamalkan dalam kehidupan keseharian. Misalnya menumbuhkan rasa nasionalisme atau rasa cinta tanah air Indonesia. Para generasi muda harus mendapatkan pengetahuan yang utuh terkait sejarah perjuangan bangsa ini, bagaimana para leluhur dan pendiri bangsa berkorban demi kepentingan NKRI dan derajat bangsa ini. Para siswa harus diajarkan untuk berlaku jujur, berbuat adil dan berani berkata benar/berpihak pada kebenaran. Ketidak nilai baik ini sudah diajarkan sudah tentu meraka akan tumbuh menjadi generasi yang kuat akan integritas, dan karakter yang baik. Selain itu pemerintah daerah atau negara harus memperhatikan nasi guru-guru yang mengajarkan empat pilar, serta bagaimana bahan bacaan mereka selama melakukan proses belajar. Pemerintah harus dapat memberikan bantuan buku-buku bermutu terkait empat pilar ke perpustakaan sekolah.
Kegiatan yang diadakan pada tanggal 8 Maret 2024 dihadiri 150 orang peserta.