Jakarta. –Anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) Tahun 2021 memasuki tahap presentasi dan wawancara, yang diikuti 6 kandidat PNS Inspiratif dan 6 kandidat The Future Leader. Para kandidat dari masing-masing kategori berhadapan dengan para Dewan Juri yang terdiri dari akademisi, praktisi, profesional dan/atau pemerhati manajemen SDM. Dewan Juri Anugerah ASN yang menjadi pewawancara di hari pertama antara lain, Business Coach and Communication Specialist Helmy Yahya, Ketua KASN Agus Pramusinto, Penulis dan Pegiat Literasi Maman Suherman, Pegiat Perpustakaan Digital Sulasmo Sudharno, serta CEO Good News From Indonesia (GNFI) Wahyu Aji.
Pada tahapan ini, para kandidat dari berbagai latar belakang bidang dan instansi memamerkan inovasi, prestasi, dan kiprahnya yang nyata dirasakan oleh organisasi maupun masyarakat luas. Berbicara mengenai ASN Inspiratif, Penulis dan Pegiat Literasi Maman Suherman menyampaikan poin terbesar yang ingin digali dari kandidat adalah seberapa besar mereka bisa menginsipirasi sekelilingnya. Bukan hanya tempat mereka bekerja tetapi juga inspirasi untuk masyarakat luas.
Sementara untuk kategori The Future Leader yang menjadi sorotan adalah bagaimana leadership dan sejauh mana potensi para kandidat untuk bisa menjadi seorang pemimpin di masa depan. “Itu yang membedakan ASN Inspiratif dan The Future Leader. Kalau di ASN Inspiratif itu inovasi dan _impact_, sementara The Future Leader adalah kemampuan mereka untuk menjadi pemimpin di tempat mereka bekerja,” jelas Maman dalam Wawancara Anugerah ASN 2021 Hari Pertama, di Jakarta, Sabtu (4/12).
Enam kandidat kategori ASN Inspiratif yang berhasil melaju ke tahap wawancara adalah Dwinanda Ardhi Swasono dari Kementerian Keuangan, Farchan Noor Rachman dari Kementerian Keuangan, Firman Hadiansyah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Banten, Nanang Victor Hambali dari Kementerian Keuangan Bandung, Rinawati dari Kementerian Kesehatan, serta Widi Astiyono dari Kementerian Agama Kendal.
Sementara enam kandidat The Future Leader, yakni Athanasia Amanda Septevani dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Fendi Saputra dari Kementerian Keuangan Tangerang, Ida Bagus Mandhara Brasika dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, James Zulfan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bandung, Nidya Hapsari dari Kementerian Keuangan Bandar Lampung, dan Robert Sinto dari Kementerian Kesehatan.
Setelah seluruh kandidat ASN Inspiratif dan The Future Leader selesai melakukan wawancara, para Dewan Juri berdiskusi untuk menentukan kandidat yang akan masuk ke dalam Top 3 sebagai penerima Piala Adhigana selanjutnya. Maman mengungkapkan kebahagiannya karena dalam penentuan Top 3 tersebut terdapat perdebatan yang cukup panjang. Ini membuktikan kualitas para kandidat sangat luar biasa baik. “Artinya enam besar ini semua pantas untuk menang. Bahkan 10 besar saja itu pantas untuk memenangkan Anugerah ASN 2021 ini,” tutur pria yang akrab dipanggil Kang Maman ini.
Sebagai seorang Pegiat Literasi, Kang Maman melihat di tahun 2021 banyak kandidat yang punya kepedulian tinggi terhadap keliterasian. Ia menilai bahwa tugasnya sebagai Pegiat Literasi semakin mudah untuk membuat Indonesia semakin literat. Para kandidat dalam Anugerah ASN ini diharapkan dapat terus menjadi sosok yang bisa meliteratkan masyarakat bukan semata-mata karena tugas, tetapi karena inisiatif dan kepedulian pada sekelilingnya.
Ia pun optimis bahwa ASN Indonesia semakin berkualitas setiap waktunya untuk bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. “Menurut saya, Anugerah ASN ini bukan sebagai tujuan, tetapi sebagai alat untuk membangkitkan semangat kita untuk betul-betul memberikan karya dan pengabdian yang luar biasa bagi negeri ini. Jadi ini bukan tujuan, tetapi jembatan untuk menjadi lebih baik,” pungkas Maman. *_(del/HUMAS MENPANRB)_*